Rupiah Mau Diganti? Ini Dampaknya Buat Website Jualan Aku
Rupiah Mau Diganti? Ini Dampaknya Buat Website Jualan Aku
Belakangan ini lagi ramai banget berita soal redenominasi rupiah — katanya pemerintah berencana nyederhanain angka di uang kita. Jadi, misalnya Rp 1.000 bakal jadi Rp 1.
Awalnya aku pikir, "Oh, yaudah, angka dikurangin nolnya aja."
Tapi begitu aku inget aku punya website penjualan online, langsung deh muncul pikiran:
"Wah, sistemku bisa error dong kalau nominal uangnya tiba-tiba berubah!"
Dan setelah aku pelajari, ternyata emang bisa berdampak besar banget buat website yang jualan produk online kayak punyaku.
Ternyata yang Kena Dampak Langsung Itu Frontend!
Kalau kamu juga punya toko online, bagian yang paling "kerja keras" nanti itu frontend-nya.
Karena semua harga, total belanja, checkout, sampai tampilan "Rp 150.000" itu semua muncul di bagian depan website.
Nah, pas nanti angka nol dihapus, misalnya Rp 150.000 jadi Rp 150, semua kode tampilan harus disesuaikan.
Masalahnya, format angka di Indonesia beda sama di sistem komputer.
Kalau kita tulis "1.250" maksudnya seribu dua ratus lima puluh, tapi di JavaScript itu bisa dibaca "1 koma 25".
Bayangin kalau sistemku salah baca, bisa-bisa harga produk Rp 150.000 jadi Rp 150 aja!
Makanya aku udah mulai mikir buat bikin fungsi konversi otomatis biar semua angka di website bisa disesuaikan tanpa ubah satu per satu.
Database Juga Harus Rapih
Untungnya, database aku dari dulu udah aku simpan dalam bentuk angka polos tanpa titik dan tanpa tulisan "Rp".
Contohnya:
harga = 150000
Itu penting banget, karena nanti kalau redenominasi benar-benar jalan, aku tinggal ubah semua data harga jadi harga / 1000.
Kalau dari awal disimpan dalam format teks kayak "Rp 150.000", bisa ribet banget karena sistem bakal anggap itu bukan angka.
Jadi catatan buat aku (dan mungkin kamu juga): Simpan harga sebagai angka murni, bukan teks bergaya.
Sistem Pembayaran Bakal Ikut Disesuaikan
Bagian pembayaran online — misalnya lewat QRIS, transfer bank, atau e-wallet — kemungkinan besar bakal otomatis menyesuaikan dari pihak penyedia.
Jadi aku gak terlalu khawatir di bagian itu.
Yang penting, website-ku mengirim nilai transaksi dalam angka murni, bukan string dengan "Rp".
Kalau enggak, bisa error waktu kirim data ke sistem pembayaran.
Tips Biar Website Aman dari Efek Redenominasi
Dari hasil ngulik beberapa hari ini, aku simpulin beberapa hal penting:
Pisahkan nilai dan tampilan harga
Di database simpan angka murni, di tampilan baru tambahin format "Rp" dan titiknya.
Gunakan fungsi format otomatis
Misalnya toLocaleString("id-ID", { style: "currency", currency: "IDR" }) di JavaScript.
Jadi nanti kalau ada perubahan nominal, tinggal ubah 1 variabel aja.
Siapin mode "harga lama dan harga baru"
Kalau masa transisi berjalan, aku bisa tampilkan dua harga biar pembeli gak bingung.
Contohnya:
Rp 150 (setara Rp 150.000 lama)
Cek semua bagian checkout dan total transaksi
Pastikan gak ada nilai yang disimpan dalam bentuk teks atau pakai tanda titik/koma.
Kesimpulannya
Jadi, kalau memang redenominasi rupiah ini jadi diterapkan, bukan cuma dompet kita yang berubah — website jualan juga harus siap mental dan teknikal.
Yang paling repot nanti memang bagian frontend, tapi kalau sistem dari awal udah disusun rapi dan database-nya bersih, semuanya bisa disesuaikan dengan cepat.
Buat aku pribadi, ini jadi pengingat penting:
Walau perubahan kayak gini kelihatannya kecil (cuma ilang nol), tapi dampaknya bisa ke seluruh sistem digital.
Jadi mulai sekarang, aku lagi nyiapin semua fungsi harga di websitenya biar nanti gak panik kalau tiba-tiba rupiah beneran "disederhanakan".
"Redenominasi rupiah bukan cuma soal hapus nol — tapi soal menyiapkan seluruh infrastruktur digital untuk perubahan besar. Saatnya pemilik toko online bersiap!"